[101% Indonesia #66] Pahlawan Devisa

066

Suatu waktu dulu saya pernah terpikir ingin bekerja di luar negeri. Saat itu pengetahuan saya tentang bekerja di luar negeri dapat menghasilkan uang lebih banyak. Makanya beberapa dari sepupu dan tante saya memutuskan untuk bekerja di luar negeri. Paling banyak memilih ke Arab Saudi karena ada sepupu saya yang menjadi agen tenaga kerja Indonesia di Jakarta. Pandangan mata memang selalu menyilaukan karena setiap kali melihat orang di kampung saya pulang dari tempat kerja mereka, ada kemewahan yang terlihat. Tentu kami yang masih duduk di sekolah menengah pertama saat itu selalu mendapat uang jajan super besar dari tante saya. Jadi, tidak salah kalau pada saat itu saya berpikir kalau bekerja di luar negeri itu menyenangkan.

Nah, saat kuliah saya mulai mengenal kisah hidup para TKI. Kalau tidak salah waktu itu ada kejadian seorang TKW Indonesia disiksa oleh majikannya. Sedih sekali mendengar cerita itu dan ternyata salah satu tante saya juga mendapat perlakuan yang sama dari majikannya di Arab Saudi. Kalau ditilik dari kisah tante saya yang sudah bolak-balik bekerja di sana, ternyata kebanyakan TKW disiksa karena ketidakmampuan mereka untuk menerjemahkan tugas dari majikan. Ada juga yang justru melawan majikan. Tentu juga ada majikan yang dari awal sudah tidak bersikap baik bagi PRT mereka. Kalau itu sih, tidak perlu jauh-jauh ke luar negeri karena di Indonesia saja sering terjadi. Justru jauh lebih sulit punya PRT di Indonesia dibanding luar negeri.

Kualitas tenaga kerja Indonesia memang tidak memiliki standar khusus sekalipun pemerintah telah menetapkan beberapa standar, misalnya kemampuan bahasa Inggris dan pengetahuan dasar tentang urusan rumah tangga. Kemampuan dasar ini sebenarnya harus dilatihkan kepada calon TKI melalui pelatihan intensif sebelum diberangkatkan. Sayangnya, Perusahaan Jasa TKI (PJTKI) tidak melakukan tugas tersebut dengan baik karena menekan biaya operasional. Ada juga PJTKI yang sejak awal tidak punya niat baik dalam mengurusi calon TKI. Tidak jarang juga calon TKI justru tertipu oleh PJTKI gadungan yang ternyata pelaku trafficking. Masalah ini masih berkaitan dengan urusan dalam negeri saja.

Nasib TKI bukan hanya sampai di situ saja. TKI yang pulang juga ternyata mendapat perlakuan tidak manusiawi saat pulang ke Indonesia. Sudah menjadi berita umum ketika pihak bandara Indonesia melakukan pemerasan terselubung terhadap TKI. Saya pernah mendengar berita TKW yang pulang ke Indonesia justru meregang nyawa setelah dirampok dan dibunuh oleh orang yang mengaku penyedia jasa travel untuk pulang ke kampung halaman si TKW. Sedih sekali. Seharusnya pemerintah melindungi warga negara yang sudah bekerja keras untuk mendukung devisa negara ini di luar negeri.

Saya sih berharap pemerintah dapat menemukan terobosan dalam mempersiapkan calon TKI yang akan ke luar negeri. Atau justru menyediakan lapangan kerja layak di dalam negeri. Selain itu pemerintah seharusnya memberikan edukasi yang baik untuk generasi kerja supaya memiliki kemampuan dalam melaksanakan tugas kerja. Saya kira, Malaysia, Thailand, dan Filipina sudah melakukan hal ini dengan baik. Tidak ada salahnya mengadaptasi cara mereka mempersiapkan tenaga kerja di sektor riil. Saya kira seperti itu. Kalau menurut kawan bagaimana?

2 thoughts on “[101% Indonesia #66] Pahlawan Devisa

  1. ikut comment ah, kebetulan lagi merantau ama istri di negeri orang…
    untuk skill TKI yang Abang sebutin emang bener Bang. Saya saksinya di sini banyak TKI yang susah mengoperasikan alat2 rumah tangga. Selain itu mereka juga kebanyakan kurang bisa berbahasa inggris sehingga mereka bisa aja dikadalin Bang.
    Terlepas dari banyak kekurangan menjadi TKI, masih banyak orang yang masih mau dan bahkan betah menjadi TKI di negeri orang Bang. Kebanyakan yang kerja non formal itu mereka tak resmi, maksud saya tak pakai agen, masuk ke negara ini pake visa turis dan menetap lama. Ada kawan saya sudah lama netap di sini dari tahun 90an, kerja non formal tapi visa turis. hahahhah. Walaupun gitu gaji mereka rendah sih, tapi lebih banyak daripada bekerja di bidang yang sama di Indonesia.

    Maap kepanjangan hahahha

    Liked by 1 person

    1. Makasih udah mampir

      Iya tuh,, TKI yang gak resmi itu banyak banget. Biasanya hidup mereka juga prihatin karena dikejar petugas imigrasi. Gajinya sih lumayan klo dibandingkan dengan mata uang rupiah. Makanya mereka tetap betah sekalipun dilingkupi rasa takut. Itu pengalaman kakak saya yang gak punya surat resmi waktu di Malaysia dulu. Sekarang sih udah memilih hidup di kampung halaman sendiri. Semoga yg lain juga begitu

      Like

Leave a comment