Jika Memang Satu Putaran, Maka….

Sudah 3 hari sejak hari pemilihan umum yang telah menguras perasaan dan mungkin menguras kantong para Caleg atau sponsornya sampai ke basement. Semua pendukung pastinya berharap untuk menang dalam kontestasi ini. Tapi sejak pukul 15.00 WIB, stasiun TV mulai menampilkan hasil hitung cepat dan di situlah kekecewaan para pendukung terhadap hasilnya. Saya sendiri merasa sangat kecewa walaupun sudah memperkirakan akan terjadi seperti itu. Namun apa sebenarnya yang menjadi faktor mengecewakan dalam hasil hitung cepat itu? Padahal kan, hitung cepat hanya survey yang skala datanya sangat sempit bahkan tidak menyentuh 1% dari seluruh TPS yang ada. Sekalipun sebelumnya paslon 02 sudah mengklaim bahwa mereka akan menang dalam satu putaran, tapi ini masih menggelitik karena klaim ini diaminkan oleh KPU sebagai penyelenggara dengan banyaknya temuan kesalahan data (baca Mark-up).

Jika memang satu putaran, maka hal yang harus dipastikan bahwa hasil ini memang benar sesuai dengan pilihan rakyat Indonesia. Bukan karena adanya kecurangan yang dilakukan oleh salah satu paslon atau bahkan oleh semua paslon. Saya sendiri tidak setuju dengan pendapat bahwa “yang kalah akan sibuk mencari ALASAN” seolah-olah pemilu ini FAIR, tidak seperti yang dibahas oleh film dokumenter Dirty Vote (Baca di sini). Saya sendiri sangat sulit untuk mempercayai hasil yang diraih oleh pasangan nomor 2 ini karena banyaknya temuan yang indikasinya sangat kuat untuk memuluskan wacana pemilu satu putaran. Kita ambil satu contoh saja yang ditemukan oleh Daeng Rahim dari Makassar (Akun IGnya). Ini yang saya temukan setelah sobat Rahim ini terjadi di Jawa Timur (sumbernya: Pemilu 2024 (Jawa Timur)). Perlu dipahami, ini temuan saya saat ini, mungkin saja setelah viral, tentu akan direvisi kembali oleh KPU, tapi perhatikan Pie Chart keseluruhan, apakah berubah atau tidak.

Coba kawan bandingkan jumlah DPT yang tertera adalah 229 orang dan suara sah ada 221 orang. Kalau dilihat dari perolehan suara, hasilnya mengejutkan bukan? Bagaimana bisa sebuah sistem informasi yang dibiayai oleh milyaran uang APBN bisa terjadi kesalahan sefatal ini. Saya sebagai lulusan ilmu komputer merasa malu dengan hasil kerja programmer yang dibayar oleh negara untuk membangun sistem informasi SIREKAP ini. Apakah KPU salah memilih programmer, sehingga mereka menggunakan siswa PKL untuk mengerjakannya dengan dalih kurangnya biaya? Atau memang si programmer tidak punya kuasa untuk menuruti kemauan pemegang kepentingan sekalipun harus membuat otaknya beku dengan algoritma tipu-tipu. Belum lagi Ketua KPU sampai membuat konferensi pers dan mengatakan “kami hanya manusia biasa yang tidak luput dari kesalahan dan kekhilafan”. Ini super lucu kawan-kawan. Saya yakin kawan-kawan yang berkecimpung di dalam dunia programming pasti malu dengan hasil kerja seperti ini. Bukan begitu kawan?

Tapi, jika memang satu putaran, maka inilah kemunduran demokrasi yang terjadi di Indonesia. Inilah takdir yang Allah Subhanahu Wa Ta’ala tetapkan untuk bangsa Indonesia. Allah ingin menunjukkan kepada kita semua bahwa seperti itulah ketetapan-NYA atas pilihan yang kita ambil untuk menyongsong masa depan Indonesia. Saya tidak mengatakan bahwa ketika Prabowo Subianto menjadi presiden, maka Indonesia akan semakin susah. Bisa saja Indonesia semakin maju sebagai negara. Tapi sangat sulit untuk berharap seperti itu karena perjalanan dan kejadian yang dipertontonkan secara terang-terangan ini membuat saya ragu. Saya teringat salah satu perkataan dari Ibnu Qayyim Al Jauziyah rahimahullah,

Sesungguhnya di antara hikmah Allah Ta’ala dalam keputusan-Nya memilih para raja, pemimpin dan pelindung umat manusia adalah sama dengan amalan rakyatnya bahkan perbuatan rakyat seakan-akan adalah cerminan dari pemimpin dan penguasa mereka. Jika rakyat lurus, maka akan lurus juga penguasa mereka. Jika rakyat adil, maka akan adil pula penguasa mereka. Namun, jika rakyat berbuat zholim, maka penguasa mereka akan ikut berbuat zholim. Jika tampak tindak penipuan di tengah-tengah rakyat, maka demikian pula hal ini akan terjadi pada pemimpin mereka. Jika rakyat menolak hak-hak Allah dan enggan memenuhinya, maka para pemimpin juga enggan melaksanakan hak-hak rakyat dan enggan menerapkannya. Jika dalam muamalah rakyat mengambil sesuatu dari orang-orang lemah, maka pemimpin mereka akan mengambil hak yang bukan haknya dari rakyatnya serta akan membebani mereka dengan tugas yang berat. Setiap yang rakyat ambil dari orang-orang lemah maka akan diambil pula oleh pemimpin mereka dari mereka dengan paksaan.

Sumber https://rumaysho.com/1255-pemimpin-cerminan-dari-rakyatnya.html

Jika memang satu putaran, maka kita terima ketetapan Allah ini dengan ikhlas. Kita yakinkan bahwa kalaupun pemimpin yang terpilih ini akan berbuat dzalim, maka kita harus pahami bahwa ini adalah ikhtiar kita dalam menjemput takdir itu. Tidak ada kejadian yang tidak lepas dari ketetapan Allah. Maka sebagai hamba-NYA, tawakkal adalah jalan utama. Tidak perlu lagi kita menghabiskan energi untuk mengumpat hasil pemilu ini. Kecurangan yang dipertontonkan adalah salah satu tanda bahwa KIAMAT sudah sangat dekat, sehingga kita harus memperbanyak ikhtiar dan tawakkal kita untuk menjemput takdir baik dari Allah. Tapi bukan berarti pasrah pada keburukan, tetap saja kebenaran harus disuarakan sesuai dengan porsi kita masing-masing. Biarlah anggota parlemen yang telah dipilih berjuang di jalan mereka. Saya yakin masih banyak orang baik yang berjuang sekalipun berdarah-darah berhadapan dengan ketidakadilan di parlemen. Setidaknya kita tetap tegak lurus pada kebenaran. Jika ingin negara Indonesia ini dipimpin oleh pemimpin yang lurus dan amanah, berarti kita mulai dari diri kita untuk berjuang mengemban amanah di lingkungan kita sendiri. Setelah itu, ikhtiar kita akan menjemput takdir yang baik. Bukan begitu kawan?

Ingat kata abah Anies.

Jika semua ikhtiar yang kita kerjakan menemui ujung yang tidak sesuai dengan yang diharapkan, maka kita katakan kita punya Allah. Jangan dibalik, ya Allah saya punya masalah, tapi setiap masalah, yakini kita punya Allah.

Anies Rasyid Baswedan

Jika memang satu putaran, maka bersiaplah kawan atas apapun yang terjadi.

Itu sudah.

Leave a comment