Akankah Netflix Bisa Sukses dengan Adaptasi Avatar-nya?

Air, Api, Tanah, dan Udara. Dahulu keempat negara hidup dengan damai. Namun semuanya berubah saat negara api menyerang. Hanya Avatar yang mampu mengendalikan keempat elemen yang dapat menghentikannya. Namun saat dunia membutuhkannya, dia menghilang.

Avatar: The Last Airbender

Siapa sih yang masih ingat dengan kalimat pembuka dari serial Avatar: The Last Airbender ini? Tentu kawan yang pernah menonton serial kartun Nickelodeon ini, tidak asing lagi. Dulu sebelum era media sosial semasif sekarang, pembicaraan di berbagai pertemuan terkadang sibuk membahas bagaimana kelanjutan dari serial ini. Bayangkan saja, buat kawan yang masih anak-anak atau remaja di tahun 2005-2008, ada serial yang sering ditunggu tayangnya. Bahkan saya dan kawan kuliah menunggu link unduhan serial ini. Maklumlah, dulu kan sudah kuliah, jadi bisa akses situs-situs download film gratis. Siapa sih yang tidak suka dengan alur cerita serial ini? Bahkan saya sendiri mengikuti sampai akhir di The Legend of Korra, walaupun sangat kecewa di beberapa bagian disusupi konten kampanye LGBT. Bahkan di bagian akhirnya secara terang-terangan ditunjukkan adegan L******. Sejak saat itu, saya anti menonton karya-karya Nickelodeon lagi.

Aktor pemeran dalam film adaptasi Avatar: The Last Airbender (2010)

Kembali ke Avatar: The Last Airbender, serial yang sukses ini pernah sekali diadaptasi oleh sutradara M. Night Shamalan pada tahun 2010. Tentu sebagai fans beratnya, banyak yang menaruh harapan agar film adaptasinya berhasil memenuhi ekspektasi. Tapi akhirnya sangat kecewa karena hasilnya sangat buruk. Mulai dari pemilihan aktor yang tidak sesuai dengan karakternya. Contohnya saja, ketika menampilkan Zuko, yang seharusnya dari ras Indochina, malah menggunakan aktor India. Padahal jelas sekali dari serial kartunnya, bangsa pengendali api adalah bangsa China. Belum lagi dengan teknik pengendalian elemen yang ditampilkan sangat mengecewakan. Terutama saat adegan bangsa pengendali tanah di penjara yang terlihat buruk sekali. Koreografinya jelek banget. Tentu saya sangat kecewa dengan hasilnya, bahkan saya memutuskan untuk tidak menyelesaikan tontonan saya saat itu. Entah setelah itu, saat ada adaptasi serial anime dan komik, membuat saya kurang yakin akan kesuksesannya. Setidaknya sampai tahun 2012, keraguan itu terpatahkan dengan adaptasi Rurouni Kenshin yang sangat berhasil.

Aktor pemeran untuk Serial Avatar: The Last Airbender di Netflix (terlihat sesuai bukan?)

Nah, setelah 13 tahun, muncul lagi wacana Netflix ingin mengulangi adaptasi Avatar: The Last Airbender dalam bentuk serial. Okelah, mereka yang sebelumnya sukses mengadaptasi One Piece dan mendulang pundi-pundi dolar, kini berani untuk mulai adaptasi serial Avatar. Kita belum bisa menonton serial ini karena baru dirilis 22 Februari 2024 nanti, tapi saya menaruh harapan besar bahwa serial Netflix ini akan mengobati kekecewaan fans berat Avatar. Kalau dilihat dari trailer-nya sih, sudah banyak kecocokan yang ditampilkan. Mulai dari pemilihan aktor tepat untuk masing-masing karakter, Appa dan Momo dibuat mirip dengan karakternya di serial kartun. Terus koreografi pengendalian elemen yang mengikuti karakter masing-masing bangsa pengendali. Tidak sabar rasanya untuk menonton, tentu tidak bayar, kita tonton gratis sajalah. Hehehehe. Bagaimana dengan kawan?

Leave a comment