Manusia Vampir

sumber: http://mentalfloss.com/
sumber: http://mentalfloss.com/

Kawan tentu tau seperti apa itu vampir? Sosok yang digambarkan menyeramkan dan haus akan darah. Vampir punya kecenderungan untuk memangsa korbannya dengan menghisap habis darahnya. Hanya Twilight saja yang menggambarkan vampir itu sosok yang ganteng dan cantik, selainnya hanya sosok jahat yang ditampilkan. Vampir hanyalah tokoh foklor fiksi yang diciptakan oleh John Polidori pada tahun 1819 (kunjungi: Vampire) dan semakin terkenal setelah Bram Stoker menulis novel berjudul Dracula. Tokoh fiksi ini sebenarnya ada di dunia nyata, tetapi vampir yang satu ini tidak menghisap darah. Manusia vampir yang satu ini justru menghisap energi atau semangat kita. Kata-kata yang keluar dari mulut mereka justru lebih sering menguras habis semangat kita. Akhirnya kita kehilangan semangat untuk berkarya. Salah satu manusia vampir yang terkenal adalah Pablo Picasso. Siapapun yang awalnya semangat untuk berkarya seni akan kehilangan semangat setelah bertemu Picasso.

Itu salah satu tokoh dulu yang sampai sekarang kita kenal dengan lukisan abstraknya. Manusia vampir ternyata ada di mana-mana. Manusia seperti layaknya epidemi penyakit yang dapat menular ke siapapun. Saya paling tidak suka bertemu dengan orang seperti ini. Mereka hanya akan menguras habis semangat saya untuk berkarya. Kawan juga harus berusaha menghindari manusia vampir seperti ini. Sayangnya terkadang manusia vampir selalu saja muncul dalam kehidupan kita sehari-hari. Mereka bisa saja menjelma sebagai rekan kerja atau justru pimpinan. Rekan kerja yang menjadi vampir bukanlah rekan kerja yang asik diajak bekerja sama. Kalau sudah seperti itu, manusia vampir yang menjelma menjadi rekan kerja akan menyedot semangat kerja kita sehingga hanya dirinya yang ingin tampil. Intinya pencitraan.

Atasan kerja yang merupakan jelmaan manusia vampir juga setali tiga uang dengan urusan tadi. Justru atasan seperti ini selalu melanggar kredo perusahaan atau organisasi yang dipimpinnya sendiri. Bawahan akan kehilangan semangat untuk bekerja kalau sudah menemukan pimpinan seperti ini. Pilihannya cuma ada dua: keluar dari pekerjaan atau mempersiapkan diri menghadapi manusia vampir seperti itu. Salah satu cara yang paling sering saya pakai adalah kerja dengan status quo di hadapannya. Kenapa harus begitu? Ya, sekalipun kita bekerja dengan benar, tetap saja akan salah di mata manusia vampir ini. Jadi, kerjakan sebisa kawan. Kalaupun benar dan bagus itu hanya nilai tambah dan bukan hal yang bersifat kompetitif.

Manusia vampir seperti ini akan selalu abadi sifatnya. Sulit untuk mengubah vampir menjadi manusia lagi. Mereka akan tetap menjadi manusia menyebalkan yang akan menghisap semangat kita. Jadi, sebisa mungkin hindari manusia seperti itu. Jangan sampai semangat kita yang ingin berkarya habis disedot oleh si manusia vampir. Itu saja sih menurut saya, kalau kawan bagaimana?

3 thoughts on “Manusia Vampir

Leave a comment