[Balada Negeriku] Tahun Politik, Tahun Pembohongan Publik?

Mohammad-Natsir

Politik itu cenderung bohong. Itu setidaknya tanggapan beberapa masyarakat yang pesimis dengan kondisi politik di Indonesia. Tetapi benar adanya. Setidaknya kita akan disuguhi dagelan-dagelan politik yang berusaha meraih perhatian masyarakat. Tujuannya jelas untuk memenangkan mereka yang ingin berkuasa. Kita akan diberi informasi yang katanya “akurat” diambil dari sumber “kredibel”. Semakin banyak nyanyian merdu maupun sumbang untuk menghibur masyarakat pemilih. Tentu sekali lagi, entah dapat dipercaya atau tidak. Akan banyak sekali informasi dan tulisan yang ber-”seliweran” di jagat maya. Atau yang lagi tren disebut HOAX. Umat Muslim akan laris manis untuk “dijajakan” oleh elit politik demi meraih simpati salah satu pemilih dengan jumlah terbesar di Indonesia.

Pemilih Muslim setiap tahun selalu saja menjadi target utama yang akan didekati. Sekalipun Indonesia merupakan salah satu negara dengan penduduk Muslim terbanyak di dunia, tetapi terpecah menjadi beberapa kelompok. Tidak semua Muslim di Indonesia taat pada ajaran Al Qur’an. Banyak yang kafir dari tuntunan Islam, tetapi yang berbahaya adalah mereka yang munafik. Nanti kita akan disuguhi pemandangan orang yang tidak pernah ke masjid tiba-tiba ke masjid. Orang yang tidak berhijab tiba-tiba mengenakan pakaian syar’i. Orang sebelumnya tidak memperhatikan umat Islam tiba-tiba peduli bahkan menyumbangkan hartanya untuk pembangunan masjid atau kegiatan lainnya. Jika dilihat dari sisi positif, maka hal tersebut baik. Akan tetapi semua itu akan hanya menjadi kedok demi memuluskan diri untuk maju menguasai Indonesia.

Hal yang paling saya takutkan nanti, orang-orang yang menyuarakan kebenaran dan mengajak kepadanya akan dicap sebagai pengujar kebencian dan radikal. Ulama-ulama yang tegas akan digembosi dan ditunggangi oleh kepentingan politik. Siapapun yang berseberangan dengan pihak berkuasa akan dikriminalisasi. Bukan berarti mereka yang oposisi tidak mengambil bagian dalam agenda politik “kibulisasi” ini. Kita tidak tau siapa yang benar siapa yang salah. Wallahu A’lam. Indonesia sedang dalam kondisi darurat yang semakin hari semakin terpuruk. Elit politik sekarang lebih sibuk untuk berkuasa kembali. Anggota DPR yang katanya “wakil rakyat” tentu akan sibuk dengan agenda dua periode kembali. Siapa lagi yang akan diajak memuluskan langkah mereka? Tentu sebagian besar adalah pemilih Muslim. Lalu apa yang harus kita lakukan sebagai seorang Muslim?

Sudah saatnya merapatkan barisan. Perangi kaum munafik yang mengaku Islam tetapi sebenarnya ular berkepala dua. Kalau boleh saya katakan bukan kepala dua, tetapi Medusa. Jangankan mendekati orang seperti itu, melihat saja jangan. Nanti hati dan kepala kita menjadi batu yang tidak bisa membedakan kebenaran dan kebatilan. Kita siap-siap dengan usaha mereka melemahkan kita dengan dalil-dalil yang digunakan tidak pada konteksnya. Umat Islam harus waspada terhadap pembenaran-pembenaran yang bertentangan dengan syariah Islam. Umat Islam harus cerdas dan berlandas pada Al Qur’an dan Hadits. Selalu Tabayyun jika ada informasi yang diragukan sumber, isi, dan penulisnya. Kita jangan serahkan Indonesia kepada mereka yang munafik apalagi kafir. Saya percaya Allah Azza Wa Jalla akan melindungi dan menjaga kita selama kita menjaga agama Allah. Jazakallah Khairan.

Leave a comment