Trip to Papandayan

Sabtu kemarin saya mendapatkan kesempatan untuk jalan-jalan bersama rekan-rekan Lab. Winner ITB ke Kabupaten Garut. Tepatnya ke Gunung Papandayan. Sebenarnya kami mengantarkan tamu dari Korea Selatan yang penasaran ingin melihat Papandayan. Perjalanan yang penuh dengan suka duka bagi saya. Sebelum saya ceritakan tentang perjalanan ke sana, mungkin lebih baik saya perkenalkan dulu Gunung Papandayan.

Gunung Papandayan adalah gunung api yang terletak di Kabupaten Garut, Jawa Barat tepatnya di Kecamatan Cisurupan. Gunung dengan ketinggian 2665 meter di atas permukaan laut itu terletak sekitar 70 km sebelah tenggara Kota Bandung. Pada Gunung Papandayan, terdapat beberapa kawah yang terkenal. Di antaranya Kawah Mas, Kawah Baru, Kawah Nangklak, dan Kawah Manuk. Kawah-kawah tersebut mengeluarkan uap dari sisi dalamnya. Topografi di dalam kawasan curam, berbukit dan bergunung serta terdapat tebing yang terjal. Menurut kalisifikasi Schmidt dan Ferguson termasuk type iklim B, dengan curah hujan rata-rata 3.000 mm/thn, kelembaban udara 70 – 80 % dan temperatur 10 º C. Beberapa lokasi yang menarik dan sering dikunjungi wisatawan diantaranya: • Kawah Papandayan Merupakan komplek gunung berapi yang masih aktif seluas 10 Ha. Pada komplek kawah terdapat lubang-lubang magma yang besar maupun kecil, dari lubang-lubang tersebut keluar asap/uap air hingga menimbulkan berbagai macam suara yang unik. • Blok Pondok Saladah Merupakan areal padang rumput seluas 8 Ha, dengan ketinggian 2.288 meter di atas permukaan laut. Di daerah ini mengalir sungai Cisaladah yang airnya mengalir sepanjang tahun. Lokasi ini sangat cocok untuk tempat berkemah. • Blok Sumber Air Panas Letaknya di perbatasan Blok Cigenah, sumber air panas ini mengandung belerang dan berhasiat dalam penyembuhan penyakit kulit terutama gatal-gatal. Secara keseluruhan kawasan ini memiliki panorama alam yang indah dengan lingkungan yang relatif masih utuh dan alami yang ditunjang dengan kesejukan udara. Kegiatan Wisata Alam yang dapat dilakukan : 1. Menikmati keindahan dan keunikan alam 2. Lintas alam 3. Berkemah 4. Memotret 5. Mandi air yang mengandung belerang, untuk pengobatan penyakit kulit. (sumber : Gunung Papandayan)

Oke, sekarang giliran saya menceritakan kisah perjalanan menuju Papandayan. Perjalanan kami dimulai sejak pukul 05.30 pagi dari Bandung dan tiba di sana pada pukul 09.00 pagi. Sebenarnya belum sampai pada tujuan sebenarnya karena kami berjalan sejauh 7 km untuk naik ke lokasi Papandayan. Apa sebab? Sopir mobil kami mengatakan bahwa mobil kami tidak mampu mendaki diakibatkan kondisi jalan yang rusak parah. Akhirnya kami memutuskan untuk berjalan. Tapi ada pemandangan yang menyakitkan karena ada beberapa rombongan yang justru mengendarai mobil yang sama untuk naik (Daihatsu Xenia). Kami saat itu sudah berjalan sejauh 2 km. Akhirnya dengan kehebatan negosiasi Mbak Merry, sang sopir mengalah dan menjemput kami di pertengahan jalan. Saya sendiri sudah sangat lelah karena belum sempat sarapan.

Pemandangan Papandayan sangat indah sekalipun sejauh mata memandang hanya terlihat gunung batu yang dibagian lembahnya terlihat batu kuning alias belerang. Saya tidak membuang kesempatan untuk memotret sebanyak-banyaknya. Tapi sayangnya kami tidak sempat untuk melanjutkan perjalan menuju hutan mati dan ladang bunga edelweis. Kepala rombongan kami memutuskan untuk kembali karena melihat kondisi beberapa rekan yang kelelahan. Akhirnya kami hanya menghabiskan waktu di gunung batu dan melihat keindahan asap yang mengepul dari dalam lubang batu. Berikut beberapa penampakan dari kegiatan kami di Papandayan.

Leave a comment