Bahayanya Logika Induksi

Logika itu ilmu tentang kebenaran dan ketidakbenaran dalam penyimpulan sebuah fakta. Hanya cinta yang tak ada logika, setidaknya itu kata Agnes Monica (hehehe). Banyak sekali logika yang mungkin pernah kita dengar sebelumnya, namun ada satu logika yang saya anggap sering digunakan oleh manusia dalam menyimpulkan sesuatu. Logika ini disebut logika induksi atau sering juga disebut logika induktif. Logika induksi ini bisa saya anggap berbahaya jika digunakan di situasi yang salah. Ada masalah apa dengan logika induksi? Baiklah sebaiknya saya membahas alasan saya menuliskan logika induksi ini.

Kemarin saya membaca sebuah posting seorang teman di halaman Facebooknya. Isinya tentang seorang anak manusia yang katanya pakar intelegensi bisnis mengatakan bahwa lulusan jurusan informatika derajatnya lebih rendah dari orang yang bukan lulusan informatika namun menguasai permasalahan informatika. Janganlah diperdebatkan istilah informatika ini. Saya mengacu semua jurusan yang ada kaitannya dengan keilmuan tentang komputer sesuai dengan standar ACM 2008. Mungkin juga tak perlu saya panjang lebarkan apa yang dibahas oleh si anak manusia ini. Kawanku lebih baik membacanya dibawah ini kutipan tulisan si anak manusia yang dimuat dalam Majalah PCMedia.

derajat

Saya sebenarnya tidak mempermasalahkan jalan pikiran anak manusia ini karena setidaknya itu masalah dia sendiri. Namun ada yang mengganjal di hati karena dia menganggap pendapatnya adalah kebenaran mutlak karena ada beberapa kasus yang sesuai dengan teorinya. Si anak manusia ini membuat simpulan umum berdasarkan contoh spesifik yang ada. Apa salah lulusan jurusan informatika jika yang justru kaya di bidang ini bukan dari lulusan informatika? Logikanya terlalu sempit karena mungkin sudah lama menggunakan logika induksi dalam menyimpulkan permasalahan spesifik. Akhirnya karena dianggap pakar dalam bidang informatika, kesimpulan ini digunakan juga oleh orang lain hingga rusaklah reputasi lulusan, dosen, mahasiswa, dan sekolah jurusan informatika. Ini yang saya katakan bahaya.

Ada satu lagi bahaya logika induksi yang mengguncang dunia dan Indonesia juga ikut menjadi korban logika ini. Mungkin kawanku masih ingat dengan peristiwa penyerangan gedung World Trade Center di Amerika Serikat atau lebih terkenal dengan peristiwa 9/11. Saat itu Presiden AS George W. Bush langsung mengatakan bahwa ini dilakukan oleh Taliban atau orang Muslim. Pernyataan itu langsung memukul rata bahwa semua orang Muslim adalah teroris. Apa yang terjadi kawan? Mulailah gerakan-gerakan yang membenci siapapun yang beragama Islam. Bahkan Amerika Serikat sangat phobia dengan nama berbau Arab. Misalnya saya ingin bepergian ke AS, nama Muhammad Bakri langsung dicurigai seperti teroris. Apalagi kalau saya berjenggot dan suka memakai pakaian koko atau gamis, tentu mereka tidak akan menyetujui visa dan paspor saya. Betapa bahayanya jika logika induksi digunakan oleh orang yang pernyataannya didengar oleh masyarakat publik. Bisa saja muncul interpretasi bermacam-macam. Saya sebenarnya sangat berharap logika seperti ini tidak digunakan pada hal yang akan merugikan orang banyak.

Leave a comment