Cerita Gajah Jadi Ular

Hari ini benar-benar melelahkan. Harus masuk jam 7 pagi untuk menguji ujian laporan PKL sampai jam 1 siang. Setelah itu jam 5 sore dan jam 7 malam harus dilanjutkan dengan mengajar materi Metode Penelitian. Rasanya cerita hari ini saling berkorelasi hingga bisa jadi bahan cerita di kelas. Apa yang jadi bahan cerita? Jadi begini, dua dari tiga ujian hari ini terpaksa saya tunda atau lebih tepatnya gagal karena si mahasiswa tidak mampu mempertanggungjawabkan hasil kerjanya. Saya sebenarnya tidak tega untuk menggagalkan mereka tetapi apa boleh buat, mereka membuat cerita gajah menjadi ular. Apa yang terjadi sehingga gajah berubah menjadi ular?

Jadi begini ceritanya kawan. Laporan yang saya uji dianalogikan dengan seseorang melakukan observasi tentang gajah. Lalu dia menjelaskan hasil observasinya dalam laporan. Di dalam laporan mulailah dia bercerita tentang gajah.

GAJAH

Gajah itu adalah hewan mamalia
Gajah punya badan yang sangat besar
Gajah memiliki ingatan yang sangat kuat
Gajah bereproduksi dengan cara melahirkan
Gajah punya telinga yang lebar
Gajah memiliki gading
Gajah memiliki belalai panjang seperti ular
Ular adalah hewan melata
Ular termasuk hewan berbisa
Ular ada banyak macamnya
Ada ular kobra, ular sanca, ular piton, anaconda
Bisa ular dapat membunuh dalam hitungan detik
Kesimpulan:
Ular adalah hewan berbahaya yang harus dihindari

Itulah dia bagaimana cerita gajah menjadi ular. Kawan bisa bayangkan bagaimana isi laporan yang seperti itu. Antara rumusan masalah dan isinya tidak berkorelasi sama sekali. Penyimpulan pun akhirnya salah arah. Saya mau tertawa sekaligus miris. Okelah, ini memang tanggung jawab saya sebagai pengajar untuk membetulkan kesalahan mereka. Tapi kalau hanya dilakukan sendiri memang melelahkan. Mau mengubah sistem, tentu benturannya sangat besar dengan pihak manajemen kampus. Jadi saya berusaha mempengaruhi beberapa rekan dosen untuk perhatian terhadap masalah seperti itu.

Saya juga tidak serta merta mengatakan bahwa mereka tidak bisa membuat laporan. Kalau saya punya persepsi seperti itu, tentu saya akan menyalahkan semuanya ke mahasiswa. Mungkin juga ada tangan dosen yang tidak peduli dengan kondisi seperti ini dan akhirnya seperti bola salju. Bukan juga bermaksud untuk terlihat “kereng” di depan mahasiswa, tetapi ini sistem yang harus diikuti. Sederhana saja, laporan itu harus melaporkan apa yang kita kerjakan. Lalu ada saran perbaikan untuk kegiatan berikutnya. Itu saja sudah cukup. Menurut kawan bagaimana?

Leave a comment