Palestina atau Kita, Siapa yang Terjajah?

You cannot beat a nation that knows death is not the end

Paletinians

Sudah lebih dari 2 bulan sejak 7 Oktober 2023, Bangsa Palestina dibombardir tanpa henti oleh Zionis Israel. Seluruh dunia telah turun ke jalan untuk mengutuk prilaku kejam mereka. Namun hingga saat ini, zionis tetap saja bungkam terhadap tuntutan dunia untuk menghentikan serangan mereka. Bahkan saat negara-negara di sidang PBB setuju menuntut Israel, tetap saja Amerika Serikat memanfaatkan hak veto mereka untuk mendukung Israel. Boikot yang dilakukan oleh seluruh umat di dunia pun berupaya untuk melemahkan Israel, ternyata tidak menghentikan Israel. Lalu bagaimana melepaskan Palestina dari cengkeraman Israel? Hanya Allah SWT yang dapat menolong mereka.

Pernah terpikir apakah memang bangsa Palestina diberikan cobaan seperti ini untuk menunjukkan bagaimana sebenarnya bangsa merdeka. Mereka pernah mengatakan bahwa “bukan kami yang terjajah oleh Israel, tetapi negara lain yang justru terjajah“. Kalau dipikir ada benarnya juga, karena sekalipun Palestina tidak merasakan fasilitas seperti bangsa yang katanya merdeka, tetapi dalam hati mereka tidak pernah ada kata bahwa mereka tunduk pada Israel. Berbeda dengan negara di luar Palestina yang katanya merdeka tetapi takut dengan pengaruh ekonomi, geopolitik, dan informasi yang dikuasai sebagian besar oleh bangsa Yahudi (baca: Zionis). Bahkan di Indonesia sekalipun, secara umum kita bahkan mudah sekali untuk diadu domba dengan propaganda ekonomi oleh mereka. Lihat saja aksi boikot Mc Donald, KFC, Starbucks, dan merek lain yang sudah jelas menunjukkan keberpihakan mereka ke Israel, kita mudah sekali untuk luntur dan tetap berbelanja di sana dengan iming-iming Diskon dan Promo. Setipis itukah kekuatan dukungan kita untuk saudara di Palestina?

Sampai tulisan ini tertuang di sini, kondisi di Palestina tetap mencekam. Lalu, apa yang bisa kita lakukan? Pertama sebagai manusia, dan kedua sebagai manusia yang beragama Islam. Sebagai manusia, kita harusnya tidak diam. Paling tidak mengecam perbuatan Zionis Israel dengan tidak mendukung semua perusahaan yang berafiliasi dengan mereka. Boikot semua penyumbang dana perang mereka seperti Amerika Serikat, Perancis, dan Inggris. Lemahkan mereka, sekalipun apa yang kita lakukan hanya kecil, tetapi paling tidak kita menempatkan diri bersama bangsa Palestina.

Kedua sebagai manusia yang beragama Islam, sudah seharusnya menjadi satu tubuh. Ketika ada satu yang terluka maka tubuh yang lain merasakan sakitnya luka itu. Namun, apa yang bisa kita lakukan? Mau berangkat berperang bersama Hamas di sana? Kalau ini sepertinya kita tidak layak karena mereka yang berperang di sana punya standar tinggi untuk merekrut pejuang. Paling tidak hafal Al Qur’an dan tidak pernah meninggalkan sholat berjamaah. Melihat iman kita di Indonesia, untuk bisa sholat 5 waktu saja sangat langka. Bahkan malah dianggap radikal kalau sudah aktif sholat berjamaah di masjid. Kalau tidak ikut berperang di sana, paling tidak kita bisa berperang melawan propaganda Zionis Israel di media sosial untuk terus menyuarakan kebenaran. Istilah yang viral sekarang Julid Fii Sabilillah. Lemahkan kekuatan media mereka dengan menyuarakan kebenaran terus menerus. Jangan sampai saudara kita di belahan dunia lainnya atau bahkan di Indonesia mendapatkan informasi keliru terkait Palestina. Hancurkan propaganda Zionis Israel sampai ke akar-akarnya. Tunjukkan bahwa kita bukanlah manusia yang terjajah oleh propaganda itu. Selain itu, ketika usaha ini dikerjakan sepenuh hati, maka selalu pahami bahwa setiap peristiwa yang dialami kita imani bahwa Allah Subhanahu Wa Ta’ala punya makar dan kuasa atas semuanya.

Jadi bagaimana kawan? Benarkah Palestina dijajah Israel, atau justru kita yang sudah terjajah tanpa sadar?

Leave a comment